Kamis, 03 November 2011

BIRR Banyuwangi ijo royo-royo

Bagi yang belum mengerti kepanjangan dari BIRR orang mungkin akan membayangkan sejenis minuman keras ber alkohol yang memabukkan. Entah apa yang ada di benak Bupati Kita ini ketika menciptakan istilah BIRR yang konotasinya kepada minuman keras. Tapi yang jelas sebenarnya beliau ingin membuat sesuatu yang lain untuk Banyuwangi.yang walaupun sebenarnya program ini adalah program umum di setiap daerah di Indonesia.
BIRR singkatan dari Banyuwangi Ijo Royo Royo suatu progam penghijauan dari Pemerintah Banyuwangi dibawah pimpinan Bupati Ratna Ani Lestari yang tentu saja maksud dan tujuan dari program ini untuk menciptakan Banyuwangi yang indah, teduh sejuk dan ijo royo royo tidak ada banjir kalau hujan karena semua wilayah sudah ditanami pohon pohon penahan erosi.sehingga diharapkan kedepan nanti Banyuwangi bebas dari banjir.
Ini merupakan program yang sangat baik yang perlu dukungan dari semua lapisan masyarakat dan rakyat Banyuwangi.karena seperti yang kita ketahui, keadaan hutan di Banyuwangi saat ini memang sangat memprihatinkan, penebangan liar marak terjadi hampir diseluruh wilayah hutan di Banyuwangi, penduduk setempat yang dekat dengan kawasan hutan yang seharusnya melindungi dan melestarikan hutan, dengan tanpa beban dan seenaknya menebangi pohon pohon. Bahkan untuk keperluan kayu bakarpun mereka juga menebang pohon.
Untuk itu sekali lagi program yang baik ini dalam skala yang lebih luas perlu dukungan dari semua pihak dan bagi masyarakat yang belum mengetahui pentingnya pelestarian hutan mereka perlu diberi pengarahan dan penyuluhan secara intensif sehingga mereka akan sadar akan pentingnya hutan bagi kesinambungan kehidupan manusia. utamanya bagi masyarakat Banyuwangi.
Disamping itu untuk supaya program BIRR ini lebih berhasil, dan tepat sasaran tentu ada hal lain yang tidak kalah penting dari hanya sekedar memberikan pencerahan kepada masyarakat Banyuwangi tentang pentingnya kelestarian hutan. yaitu penanganan masalah sampah. Yang sejak beberapa bulan terakhir ini kurang beres. Kalau kita lihat dijalan Gajah Mada, persis disebelah warung lesehan, sampah leleran meluber sampai ke jalan, kemudian ditempat penampungan di kelurahan Boyolangu ditimur jalan juga tumpukan sampah dibiarkan begitu saja tanpa ada petugas kebersihan yang menanganinya. Belum ditempat tempat lain seperti di jalan Kepiting kelurahan Sobo juga sama, sampah menumpuk tanpa ada yang mengurus.
Sangat disayangkan sementara satu sisi bupati dengan BIRRnya ingin menciptakan Banyuwangi yang indah dan bersih, tapi di sisi lain penanganan masalah sampah masih berlarut larut tanpa penyelesaian yang jelas. bagaimana Banyuwangi akan menjadi ijo royo royo kalau sampah masih berserakan dimana mana.
Jangan jangan BIRR ini hanya sekedar slogan kosong supaya Bupati kelihatan mempunyai program dan ingin tampil beda dengan Pemerintahan sebelumya.
Kalau memang itu yang menjadi tujuan, Bupati dengan BIRRnya benar benar ingin membuat mabuk masyarakat Banyuwangi karena bau sampah yang menyengat, menyebar dimana mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar